Sabtu, 02 Mei 2015

Maidah Ula : Ilmu Pengetahuan dalam Islam

    Seringkali kita terlalu disibukkan dengan urusan keilmuan dari segi keduniawian saja. Mengerjar nilai atau IPK yang baik, mendapatkan gelar, dan mendapatkan pekerjaan yang layak nantinya adalah orientasi mayoritas dari akademisi saat ini. Hakekat niat dan tujuan menuntut ilmu sebagai jihad fi sabilillah belum dapat dipahami dan dihayati secara menyeluruh. Jadi bagaimana untuk meraih niat dan tujuan dari menuntut ilmu yang sesuai dengan ajaran Islam ?
    Mari kita simak pemaparan pada Maidah Ula (Kajian Utama) berikut ini :






    Pertama adalah kita harus memahami hakekat dan keutamaan menuntut ilmu dalam ajaran Islam. Sungguh Allah telah memuliakan ilmu dan ulama dengan memberikan kepada mereka kebaikan yang umum dan menyeluruh sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya:

    يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُولُو الأَلْبَابِ
    “Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur`an dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi Al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 269).
    Firman Allah yang lain:
    يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
    “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat.” (QS. Al-Mujaadilah: 11).

    Menuntut ilmu merupakan suatu hal yang sangat mulia di sisi Allah SWT. Namun terdapat  aturan dan adab untuk memperoleh ilmu yang memiliki manfaat bagi umat nantinya.  Terdapat paradigma Islam dalam dasar menuntut ilmu agar tidak terjadi sekulerisme yang saat ini merupakan paradigma pendidikan yang telah umum digunakan di berbagai belahan dunia. Paradigma Islam adalah paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya  berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu.Ini bisa kita pahami dari ayat yang pertama kali turun.


    “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.”
    (al-‘Alaq : 1)
        
     Ayat ini berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman.Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra’ haruslah dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada Allah, yang merupakan asas  Aqidah Islam. 

    Ilmu merupakan aset yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan seseorang dan rasa hormat  dalam masyarakat, tetapi juga membuat hati murni dan dilindungi dari kejahatan. Hal ini  juga mengajarkan hati dan jiwa untuk hidup sesuai dengan perintah Allah Taa'la. Allah memberikan kekayaan dan rezeki terhadap seluruh manusia baik yang dicintai maupun tidak, 
     namun hanya memberikan pengetahuan dan kemuliaan kepada orang-orang yang dicintai-Nya. Ketika seorang hamba meninggal, ia meninggalkan semua kekayaannya di dunia. 
     Apapun yang  dilakukan seseorang dengan kekayaannya di jalan Allah, ia akan dihargai untuk itu. Di sisi lain, jika ia menggunakan kekayaannya pada jalan yang salah, dia akan dihukum untuk itu.  Ketika seseorang yang sedang menuntut ilmu meninggal, ilmu pergi bersamanya dan bermanfaat bagi orang lain merupakan salah satu amal jariyah serta kedudukannya di surga semakin tinggi.

    Selalu ingat bahwa tidak peduli seberapa keras kehidupan yang dijalani, ilmu bermanfaat yang kita  peroleh selalu ada bagi kita sebagai pelita hati yang tidak akan berpaling dan sebagai gerbang menuju ridho dan kemuliaan di sisi Nya. 

    Semoga Allah memberi kita kemampuan untuk menuntut ilmu dengan benar dan kelak Allah SWT akan menerima dan menaikkan derajat kita dengan ilmu yang kita amalkan sebagai bentuk jihad fi sabilillah.
    Amiin.


    Atadaru ? : Menghafal Al-Qur'an dapat Melindungi dari Stress

      Stress merupakan hal yang sering dialami oleh setiap orang, baik muda maupun tua, laki-laki maupun perempuan, baik pelajar maupun pekerja profesional. Nah, tahu kah anda semua bahwa Al-Quran sebagai pelindung kita sebagai umat Islam dari bahaya stress. Bagaimana hal itu bisa terjadi, mari simak hasil penelitian dan kajian berikut ini :




      Riyadh (voa-Islam) - Hasil Penelitian Ilmiah di Universitas al-Imam Muhammad bin Sa'ud al-Islamiyyah membuktikan ketika kadar hafalan al-Qur'an siswa meningkat maka akan meningkat pula kesehatan jiwanya.
      Penelitian yang dilakukan oleh Prof. DR. Shalih bin Ibrahim, professor ilmu Kesehatan Jiwa, terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama, para mahasiswa-mahasiswi Universitas Malik abdul Aziz di Jeddah. Jumlah mereka 170 orang. Kelompok kedua, Para mahasiswa-mahasiswi Ma'had al-Imam asy-Syatibi li ad-Dirasah al-Qur'aniyyah, filial Universitas al-Khairiyah Litahfidzil Qur'an al Karim di Jeddah. Jumlah mereka sama, yaitu 170 orang.
      "sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya." HR. Bukhari
      Para mahasiswa yang memiliki hafalan yang bagus memiliki kesehatan jiwa yang jauh lebih tinggi. Ada 70 penelitian umum dan Islam, seluruhnya menguatkan pentingnya dien untuk meningkatkan kesehatan dan ketentraman jiwa.
      Sebuah penelitian di di Saudi juga menunjukkan peran al-Qur'an dalam meningkatkan kecerdasan bagi anak-anak sekolah dasar dan Pengaruh positif hafalan al Qur'an bagi kesuksesan akademik para mahasiswa.
      Penelitian ini sebagai bukti nyata adanya hubungan antara beragama dengan berbagai fenomena hidup. Di antaranya yang paling urgen adalah menghafal al-Qur'an. Siswa yang memiliki hafalan al-Qur'an memiliki kesehatan jiwa yang lebih baik dibandingkan dengan siswa-siswa yang tidak beragama dengan baik, atau tidak menghafalkan al-Qur'an sedikitpun atau hafalan mereka hanya surat-surat dan ayat-ayat pendek.
      Penelitian tersebut berpesan agar menghafalkan al-Qur'an dengan sempurna bagi para siswa-siswi di tingkat universitas, untuk menghasilkan nilai positiv bagi kehidupan dan akademik mereka. Mendorong mereka melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dan hal itu merupakan sarana terpenting untuk memperoleh kesehatan jiwa yang tinggi.
      Penelitian itu juga menasihatkan kepada para guru agar meningkatkan standar hafalan bagi murid-murid mereka, walau dijadikan sebagai kegiatan ekstra kurikuler, karena memiliki manfaat dan pengaruh yang bagus untuk kesuksesan belajar dan kesehatan jiwa mereka. (PurWd/m3com)


      Banyak keutamaan dari menghafal Al-Quran, oleh karenanya sebagai makhluk-Nya yang sadar akan keutamaan menghafal dan mempelajari Al-Quran sepantasnya kita sebagai akademisi yang sedang menuntut ilmu sebagai jalan jihad fi sabilillah senantiasa istiqomah dalam mempelajari dan menghafal Al-Quran. Semoga jalan dan tujuan hidup kita senatiasa berada dalam ridho ALLAH SWT. 


      Minggu, 05 April 2015

      Muqadimah

        Bismillahirrahmaanirrahiim,
        “Bacalah! Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan.
        Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
        Bacalah! Dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.
        Yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam.
        Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-Alaq: 1-5)
        Assalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokaatuh




        Segala puji bagi Allah dengan sebaik-baik pujian, puja-puji agung yang tak pernah dapat diwakilkan kata. Bagi-Mu lah iman dan Islam. Maha Mulia Engkau, Maha Suci nama-nama-Mu yang tanpa belas kasih dan cinta-Nya langkah dan degup jantung ini tak mudah bergerak untuk menunaikan amanah di pundak sesuai dengan ketentuan dari-Nya. Tak lupa untuk Rasulullah Muhammad Saw., beliaulah yang telah mengajarkan keindahan iman dan Islam yang tanpanya kita mungkin tak bisa beribadah dengan terang-terangan, berada dalam zaman kejahiliahan yang menyesatkan. Sungguh shalawat serta salam senantiasa bagimu, kekasih Allah.
        Bacalah, duhai para perindu surga. Bacalah dengan menyebut dan mengagungkan asma-Nya, sebagaimana firman-Nya yang pertama kali disampaikan kepada kekasih Allah. Bacalah dengan seksama, dan marilah kita semua mengkajinya bersama. iBlog Pharma kini hadir menemani pembaca sekalian untuk dapat bersama-sama berbagi melalui tulisan-tulisan sederhana yang kaya akan manfaat dan hikmah yang InsyaAllah akan kami update di minggu kedua di setiap bulannya. Semoga pembaca selalu setia menunggu tulisan kami J
        Apa aja sih yang ada di iBlog? iBlog ini diharapkan dapat menjadi media untuk saling berbagi tentang hal-hal yang dapat membersihkan jiwa dan pengobatan berbagai penyakit hati berdasarkan tuntunan Al-Qur’an (Tazkiyatun Nafs), sebab turunnya ayat-ayat al-Qur’an berdasarkan pendekatan sirah (sejarah) (Sirah Nabawi), mengambil nasihat dan penjelasan dari setiap kejadian pada masa nabi dan rasul (Nasihat dan Pelajaran), selain itu juga kami harapkan dapat berbagi Karya Tulis Pharma (Karisma) yang dapat berupa essay, puisi, cerpen, maupun karya tulis lainnya, atau informasi penting seputar dunia Islam yang diulas secara ringkas, lugas dan informative (Atadaru?), sharing dan konsultasi keislaman untuk dapat saling menasihati dalam kebaikan (Istinshah), serta dokumentasi kegiatan Pharma yang memuai profil Pharma (Pojok Pharma).
        Semoga melalui tulisan ini, kita semua dapat melihat dunia Islam lebih luas dan lebih dalam lagi, sehingga keimanan kita dapat bertambah dan dapat saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. Aamiin yaa Rabbalaalamiin.. Selamat Membaca

        Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


                    Salam Redaksi,
        Departemen Lingkar Pena






        Jumat, 27 Maret 2015

        Qodarta 'ala Takhiri Dunya Faqod bil Kalimah

          Qodarta 'ala Takhiri Dunya Faqod bil Kalimah
          Membuat Jejak Peradaban melalui Pena Ilmu


                      Suatu peradaban dikatakan maju ketika tingkat keilmuan dan teknologi dikembangkan atas dasar keimanan, tidak ada sekulerisme di dalamnya, dan senantiasa berpedoman pada Al-Quran serta As-Sunnah. Peradaban Islam pernah menjadi peradaban paling maju dalam segala aspek kehidupan terutama ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan tersebut diraih dengan beristiqomah dalam mencari dan meningkatkan ilmu karena pada hakekatnya ilmu adalah cahaya yang datang dari Allah SWT ketika memancar ke dalam melahirkan iman dan ketika memancar keluar melahirkan amal.
          Jejak-jejak peradaban Islam yang maju tersebut perlahan namun pasti semakin terkikis dan terhapus seiring kemajuan zaman yang selalu menanamkan unsur-unsur sekulerisme (memisahkan antara urusan dunia dengan ajaran agama) dalam segala aspek kehidupan terutama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukan tidak mungkin bahwa nantinya peradaban Islam yang berpedoman pada Al-Quran serta As-Sunnah akan hilang dan ditinggalkan bahkan oleh generasi muda Islam. Hal ini dapat berimplikasi pada rusaknya tatanan kehidupan dan dapat menimbulkan berbagai konflik internal maupun eksternal. Ketika suatu peradaban tidak sesuai Al-Quran dan As-Sunnah maka sangat besar kemungkinan adanya pelanggaran-pelanggaran atas hukum Allah SWT dan hal ini merupakan permasalah umat yang memiliki tingkat urgensi tinggi untuk diselesaikan. 
          Peran generasi muda Islam sebagai penerus peradaban memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam penyelesaian permasalahan umat tersebut. Upaya konkret yang dapat dilakukan oleh generasi muda Islam pada saat ini adalah dengan senantiasa mencari ridho Allah SWT melalui pencarian dan peningkatan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Dasarnya adalah bahwasanya orang yang berilmu akan ditingkatkan derajatnya dihadapan Allah SWT, sebagaimana firman Allah, (… Allah mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan) (QS. Mujadilah ayat 11).
          Ketika generasi muda Islam telah sadar dan senantiasa beristiqomah dalam mencari ilmu yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah maka pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum Allah SWT melalui ilmu dan teknologi tidak akan terjadi. Hal ini dikarenakan orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT, sebagaimana dalam firman-Nya: (… Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang berilmu, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun) (QS. Fathir ayat 28). Rasa takut yang muncul pada orang yang berilmu dikarenakan pengetahuannya mengenai kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Ibnu Mas'ud RA berkata : "Cukuplah bahwa ilmu itu membuat orang takut kepada Allah dan bahwa kebodohan itu membuat orang menipu Allah." 
          Langkah konkret selanjutnya yang dapat diimplementasikan oleh generasi muda Islam adalah dengan menyampaikan ilmu bermanfaat dengan menulis dan kemudian menyebarkannya kepada masyarakat. Pencari ilmu bagaikan mujahid di medan jihad dan tinta ulama setimbang darah syuhada. Pedang mujahid menghilangkan kemungkaran dan kebatilan melalui peperangan sedangkan pena ulama memberantas kejahilan melalui kalimat ilmu sebagai pelita hati. Saidina Ali bin Abi Tholib RA pernah berkata bahwa “Pena ulama itu lebih tajam daripada mata pedang syuhada.
          Qodarta 'ala Takhiri Dunya Faqod bil Kalimah, salah satu pepatah dalam bahasa Arab yang bermakna bahwa kalimat dapat mengubah tatanan dunia. Pena ilmu dari hamba Allah SWT yang memiliki keilmuan yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah adalah lebih efektif untuk mengatasi segala permasalahan umat dalam rangka membangun peradaban Islam agar jaya kembali dan sesuai dengan hukum serta ketentuan Allah SWT. Menyampaikan ilmu yang bermanfaat termasuk amalan yang tidak terputus pahalanya sebagaimana dalam hadits: ”Jika manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya,” (HR Bukhori dan Muslim).
          Semoga Allah SWT senantiasa memberi hidayah-Nya agar generasi muda Islam sebagai generasi penerus dan cendikia muslim tetap istiqomah dalam mengamalkan ilmu yang bermanfaat salah satunya melalui pena ilmu. Aamiin.